Selamat Datang

Selamat Datang

Selasa, 04 Agustus 2015

Sejarah Mesjid Penyengat

Sejarah Singkat Mesjid Penyengat

Mesjid ini dibangun pada masa Raja Hamidah Engku Putri (1784 – 1805), istri dari Sultan Mahmudsyah, yang pada zamannya adalah Penguasa Riau. Pada dasarnya Pulau Penyengat Indera Sakti dibangun menjadi negeri oleh Sultan Mahmudsyah sebagai mahar perkawinannya dengan Raja Hamidah Engku Putri. Mesjid Raya Sultan Riau Penyengat selalu diberi warna Kuning – Hijau, karena Kuning melambangkan Kerjaan, yang mana pada masanya Pulau Penyengat Indera Sakti adalah Pusat Kerajaan Riau Lingga. Dan Hijau yang berarti Islam. Warnanya yang kuning mencolok menjadikan bangunan ini langsung terlihat dari dermaga panjang dan Pelabuhan Sri Bintan Pura Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Tak hanya Mesjid Raya Sultan Riau Penyengat yang diberi warna Kuning – Hijau, melainkan semua bangunan-bangunan tua peninggalan Kerajaan Riau Lingga yang ada di pulau tersebut. Masjid Raya Sultan Riau Penyengat ini memiliki tiga belas kubah dan empat menara setinggi sembilan belas meter. Jika jumlah kubah dan menara dijumlahkan, maka hasilnya adalah tujuh belas yang mana merupakan penunjuk jumlah bilangan rekaat salat dalam satu hari. Masjid Raya Sultan Riau ini ditetapkan sebagai masjid pertama yang memakai kubah pada atapnya. Satu hal yang sangat berbeda jika kita berada di dalam Mesjid Raya Sultan Riau Penyengat yaitu bangunannya yang kedap suara dan dapat meredam gema.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar